BELAJAR MENJALANI HARI TANPA LEKAS MARAH
“Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.” (Pengkhotbah 7:9)
Dalam kehidupan di keseharian, kita sering terlalu banyak Kekuatiran, TERLALU PEDULI PADA KEHILANGAN DAN MEMPEROLEH.
Sehingga menyebabkan keadaan EMOSI, Kita TIDAK STABIL, CEPAT MARAH, lalu kita merasa TIDAK BAHAGIA.
Simak cerita berikut:
Ada seorang tuan sangat menyukai bunga anggrek, sehingga halaman rumahnya penuh dengan beraneka anggrek.
Suatu ketika ia hendak ke luar kota,
dia berpesan kepada pekerjanya harus hati² merawat anggrek²nya. Selama kepergiannya, pekerja nya dengan teliti memelihara anggrek² itu, namun suatu hari, pekerja itu tanpa sengaja menyenggol rak² anggrek.
Sehingga semua anggrek berjatuhan dan berantakan. Para pekerjanya ketakutan menunggu tuannya pulang dan meminta maaf sambil menunggu hukuman untuk mereka.
Setelah sang tuan pulang mendengar kabar itu, ia memanggil para pekerjanya, tapi dia TIDAK MARAH bahkan berkata,
"saya menanam bunga anggrek untuk di persembahkan kepada orang yang suka melihatnya dan untuk memperindah lingkungan ini.
BUKAN DEMI UNTUK MARAH, saya menanam anggrek ini."
Perkataan tuan ini sungguh benar,
"BUKAN DEMI UNTUK MARAH menanam anggrek."
Dia bisa demikian TOLERAN,
karena walaupun menyukai bunga anggrek, tapi di hatinya TAK ADA RASA KETERIKATAN akan anggrek.
Oleh sebab itu, ketika dia kehilangan anggrek, tidak menimbulkan KEMARAHAN.
Bagaimana dengan kita?
“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,
tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.”
(Amsal 15:1)
Seandainya kita sedang MARAH, kita bisa berpikir sejenak seperti ini:
"Bukan demi MARAH menjadi SAHABAT."
"Bukan demi MARAH menjadi PASANGAN."
"Bukan demi MARAH menjadi SAUDARA."
SELAMAT MENJALANI HARI TANPA LEKAS MARAH...
“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.” (Amsal 14:29)
Goϑ ϐlešš Yoυ