Ps Yudi Lau : Kuatir Membuat Kehilangan Banyak Hal Berharga
Refleksi: Cara berpikir menentukan kadar sukacita, kegembiraan dan kebahagiaan hidup.
Simak cerita berikut ini:
Ada 2 orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung.
Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng,
Jalannya ter-sendat² karena mesin tuanya.
Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil,
Ia tercekat pada kekuatiran kalo mobil itu mogok di tengah jalan,
Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tak ada pom bensin di sana.
Sementara pelancong kedua tampak santai² saja,
Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit² di negeri cokelat itu.
Bukit² yang pucuknya di hiasi salju putih,
Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.
Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang di tuju.
“Kok kamu sempat²nya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama.
“Apa yang perlu di cemaskan?
Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya, Aku suka dengan perjalanan tadi. Bukankah pemandangannya indah sekali?” kata pelancong kedua
Kisah tadi menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali KEKUATIRAN membuat kita KEHILANGAN banyak hal yang berharga.
Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali.
KEKUATIRAN TAK AKAN MENAMBAH KEBAHAGIAAN ATAU SEJENGKAL PUN PANJANG USIA KITA.
Banyak orang hidup dalam kekuatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi.
Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti, Akhirnya orang yang seperti ini tak akan menikmati kehidupan.
KEBAHAGIAAN HIDUP HANYA MENJADI MILIK ORANG² YANG MAMPU MENIKMATINYA DENGAN PENUH SYUKUR.
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, Karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri, Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34)
Goϑ ϐlešš Yoυ