Ps Yudi Lau: Lebih Baik Mengampuni Daripada Mengutuki
Refleksi Hukum memiliki peraturannya sendiri dalam menghadapi kesalahan orang lain, Hukum juga akan memberikan ganjaran sesuai dengan kesalahan yang telah di perbuat.
Ada juga hukuman mati yang memang akan di berikan kepada orang² yang melakukan pelanggaran berat.
Hidup sebagai Orang Kristen tentu juga memiliki hukumnya sendiri dalam menyikapi kesalahan orang lain.
Hukum yang TUHAN perkenalkan bukan hukum yang akan melukai seseorang secara fisik ataupun psikologis.
Hukum yang kita miliki sebagai anak² TUHAN adalah hukum yang berbeda.
Alkitab mengajarkan bahwa seseorang yang bersalah memang harus di tegur dan kalau perlu di hukum, supaya orang tersebut menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.
Tapi Alkitab juga mengingatkan bahwa teguran ini harus di dasari oleh KASIH dan tidak di lakukan secara berlebihan,
baik dalam hal keras maupun lamanya hukuman.
Selanjutnya orang tersebut harus segera di ampuni dan di hibur, Pengampunan yang juga keluar dari dalam hati dan bukan dari mulut saja, Lebih baik mengampuni daripada mengutuki.
Ada banyak orang yang lebih memilih untuk mengeluarkan kutuk dari bibirnya daripada mengeluarkan ucapan berkat.
Mereka merasa bahwa mengutuki lebih baik karena telah tersakiti.
Saat kita mengutuki orang lain, maka kita sama halnya dengan menyalibkan TUHAN YESUS untuk kedua kalinya.
"di hibur" mengandung makna memberikan semangat, menguatkan dan menasihati, Dengan kata lain, hendaklah orang itu tidak sampai merasa di buang dan tidak lagi di kasihi, supaya orang itu dapat segera bangkit dan berubah.
TEGURLAH ORANG YANG BERSALAH SUPAYA IA SADAR AKAN KESALAHANNYA, AMPUNI DAN HIBURKANLAH IA DALAM KASIH SUPAYA IA BISA BERUBAH.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” (1Yohanes 4:7)
GoĻ ĻleŔŔ YoĻ