MENGHINDARI KESERAKAHAN
REFLEKSI Pernahkah kita melihat semut mati dalam cangkir kita yang berisi teh manis atau air susu manis?
Mengapa mereka mati di sana?
Semut sangat menyukai hal yang manis, maka ada pepatah: Ada gula, ada semut.
Di mana ada gula, semut ada di sana;
tetapi mengapa semut mati dalam teh manis atau air susu manis?
Karena Keserakahan semut.
Semut ingin menikmati se-banyak²nya rasa manis itu, sedangkan mereka tidak akan mampu membawanya, sebab rasa manis itu ada dalam air yang sesungguhya tidak bisa di bawa dan hanya bisa di nikmati sesaat di tempat itu.
Sama dengan kenikmatan dunia ini:
Kenikmatan dunia tak akan bisa di bawa dan hanya sesaat dapat di nikmati,
bagi yang tak bisa mengendalikan diri atau keserakahan ada padanya,
mereka akan mati di dalamnya, sebab kenikmatan dunia menjerat dan membunuhnya.
Mari belajar dari semut,
Jangan serakah dan kendalikan diri akan kenikmatan dunia ini,
dengan mampu mengatakan cukup dan mensyukuri kecukupan itu.
Karena dengan berani mengatakan cukup dan mensyukuri kecukupan,
maka akan bahagia dan damailah hidup kita ini.
“Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.” (Efesus 5:3,5)
Goϑ ϐlešš Yoυ