DALAM LINDUNGAN TUHAN
REFLEKSI Ada sekuntum bunga kecil yang terlihat lemah, hidup di bawah pohon pinus yang tinggi, bunga kecil itu bersyukur karena ada pohon pinus yang melindunginya dari angin dan hujan, sehingga ia tidak perlu mencemaskan apa² lagi.
Suatu hari datanglah sekelompok orang menebang pohon pinus itu, bunga kecil itu menangis dengan sedihnya mengingat bahwa tak ada lagi yang akan melindunginya dari angin dan hujan.
Melihat itu, sebatang pohon berusaha menenangkan bunga ini sambil berkata,
"Jangan berpikir begitu, semuanya malah akan terjadi sebaliknya.
Jika tak ada perlindungan dari pohon pinus itu, maka matahari akan menyinarimu, hutan akan memberimu kelembaban.
Badanmu yang lemah akan bertumbuh menjadi kuat, dan mahkota bungamu akan terlihat lebih bagus di bawah sinar matahari, Orang² akan melihatmu dan memujimu, betapa cantiknya bunga kecil ini."
Memiliki tempat bersandar berarti memiliki tempat untuk bergantung dan mempercayakan diri.
Ketika kita duduk bersandar di sebuah kursi misalnya,
maka kepada kursi itu kita mempercayakan tubuh kita untuk di topang dengan aman dan nyaman tanpa kekuatiran bahwa tubuh kita akan jatuh,
sayangnya kursi itu bisa rapuh setelah ber-tahun² menopang tubuh kita.
Jika tempat sandaran itu tidak lagi kuat menopang kita, apa reaksi kita?
Saat kita kehilangan tempat bersandar,
kekuatiran pun mulai memenuhi pikiran kita.
Dalam bekerja, siapa yang selama ini menjadi sandaran kita? Semua sandaran itu bisa lenyap dalam sesaat.
Jika kita terus bergantung pada hal² itu,
saat hancur, kita pun pasti juga mengalami kehilangan.
Oleh karena itu, ketika kita harus kehilangan sebuah sandaran hidup di bumi ini, seharusnya kita disadarkan bahwa sebenarnya kita memiliki sandaran sejati yang bisa di andalkan, yaitu TUHAN sendiri, sebab kita aman dalam perlindunganNYA.
“Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia.” (Mazmur 118:8)
Goϑ ϐlešš Yoυ