HANYA TUHAN, GUNUNG BATU KITA
. Ps Yudi LauPada 1763, Pendeta Augustus M. Toplady, pengkhotbah Inggris, terjebak badai dalam perjalanan, ia beruntung menemukan celah di gunung batu untuk berlindung sampai badai berakhir.
REFLEKSI Selama berteduh, ia merenungkan bahwa TUHAN juga seperti gunung batu itu, dan celah tempat ia berteduh itu serupa dengan luka di lambung KRISTUS yang darah-NYA mengalir untuk membersihkan dosanya.
Ia pun menuliskan inspirasi itu pada sebuah kartu dan kemudian menggubahnya menjadi lagu yang sangat terkenal, Rock of Ages, Cleft for Me (Batu Karang yang Teguh).
Dalam kitab Mazmur, kita sering menemukan penggambaran TUHAN sebagai gunung atau bukit batu untuk menunjukkan kekuatan-NYA.
Celah atau rongga pada gunung batu dapat di jadikan tempat persembunyian dan perlindungan, bukan hanya manusia yang menyadari itu, beragam jenis hewan juga memanfaatkannya.
Contohnya pelanduk, sejenis kambing bertubuh kecil;
Mereka di anggap hewan lemah dan menjadi target empuk berbagai hewan pemangsa, namun pelanduk menyadarinya, sehingga mereka membuat rumah di bukit batu demi keselamatan.
“pelanduk, bangsa yang lemah,
tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu.”
(Amsal 30:26)
Jika kita peka, banyak peristiwa yang dapat memperjelas pemahaman kita akan TUHAN,
berbagai kejadian se-hari² dapat menjadi petualangan yang semakin membangun iman, asalkan kita dapat melihat kaitannya dengan TUHAN.
Pelanduk mengingatkan kita agar menyadari kelemahan kita, sehingga kita selalu bergantung kepada TUHAN, Gunung Batu keselamatan kita.
MENYADARI KELEMAHAN SAJA TIDAKLAH CUKUP,
KITA PUN HARUS MENGENAL TUHAN, SUMBER KEKUATAN KITA.
“Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:3)
“Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.”
(Mazmur 62:3)
Goϑ ϐlešš Yoυ