Drs Ev Johanes Purwono: Hidup itu Pilihan
Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.
Amsal 11:19
RENUNGAN Hidup atau kematian merupakan kodrati manusia yang dihadapi semua manusia. Dalam kehidupab selalu mengandung konsekuensi dalam menentukan pilihan, apalagi pilihan antara hikmat dan kebebalan.
Ayat dalam kitab Amsal diatas memperhadapkan pembacanya dengan konsekuensi final yang akan dialami semua orang: apa yang Anda tabur, itulah yang akan Anda tuai. Orang yang memilih hikmat akan menuai kehidupan, sebaliknya hidup orang yang memilih kebebalan akan bergelimang kejahatan. Akhir hidupnya adalah kebinasaan. Hal itu menunjukkan sesungguhnya Tuhan tidak pandang siapa saja, Ia akan memperhitungkan perbuatan manusia, mulai dari sikap atau motivasi hatinya, sampai ke semua tindakan manusia itu sendiri.
Nasihat pada ayat tersebut, mengingatkan agar kualitas hidup yang berkenan di hadapan Tuhan terjaga dengan baik. Adalah penting untuk berbuat baik sebagai wujud hidup yang benar.
Berbagi kekayaan untuk menolong orang lain, misalnya dengan berbagi makanan, merupakan tindakan yang terpuji. Dan pada Amsal ini memberikan catatan bahwa menjadi murah hati dan suka memberi tidak membuat orang menjadi miskin.
Kemurahan hati justru membuat orang diberkati Allah. Sebaliknya kikir tidak membuat orang jadi kaya! Pesan ini mengingatkan kita untuk memiliki cara pandang yang benar terhadap harta kekayaan.
Karena Tuhan menganugerahkan kita harta kekayaan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan juga agar dipakai untuk menolong orang lain.
Orang benar adalah model untuk kehidupan yang penuh arti. Orang benar akan menarik hati orang lain yang ingin tahu rahasia hidup yang berhikmat. Kiranya hikmat Tuhan yang mendasari hidup kita, mengarahkan kita untuk tetap di dalam hikmat dan kebenaran.