Berbahagialah Orang yang Miskin (Mat 5:3)
Bahasa Yunani ada ada dua yaitu:
** Tenes, artinya situasi miskin memotivasi untuk berusaha dengan kekuatan diri sendiri. Kata Yunani ini tidak digunakan dalam teks di Mat. 5:3.
** PTOCHOI, untuk konteks Mat. 5:3, menggunakan kata Yunani ini, yang artinya: POOR, dalam konteks: SPIRITUALLY POOL; POOR IN THE SPIRIT, dari kata Yun. TO PNEUMATI. Mengindikasikan tentang KE BERADAAN PAPAH, tidak memiliki apapun dalam hidup.
Inilah gambaran dari ketidak berdayaan rohani, Karena tidak ada sifat rohani apapun dalam diri, dalam hidup; suatu keadaan MEMBUNGKUK dalam ketidak berdayaan, sangat rendah karena dikuasai oleh dosa.
Suatu ketidakberdayaan didalam dosa, dikuasai, dibelenggu, diperbudak oleh dosa (referensi: Sinclair Ferguson, John Piper, Hermman Ridderbuss)
* BERBAHAGIA (Yun. MAKARIO)
Artinya: blessed, happy, supremely best.
Jadi, kebahagiaan didalam konteks ini adalah MENYADARI KEBERADAAN SEBENARNYA yang SANGAT MENYEDIHKAN SECARA ROHANI, SUATU KETIDAKBERDAYAAN KEHIDUPAN ROHANI.
Mengapa bisa sadar, sehingga bahagia secara rohani (bless in the spririt).
Siapakah yang membuat seseorg SADAR bahwa dirinya POOR IN THE SPIRIT? Pasti merupakan Pekerjaan Roh Kudus, yang INSAFKAN AKAN DOSA (Yoh. 16:9-10).
* DISTORSI AJARAN ANTROPHOSENTRIS
Ajaran yang menekankan bahwa manusia berdosa memiliki kemampuan untuk merespon keselamatan dari Yesus melalui Salib adalah ajaran ANTROPHOSENTRIS, artinya BERPUSAT PADA MANUSIA MISKIN ROHANI.
Ajaran ini jelas-jelas MENGHINA Karya Keselamatan yang dia anugerahkan oleh Yesus.
Sebab, menganggap bahwa ada ANDIL-KEMAMPUAN orang berdosa untuk memberikan respon untuk SOTERIOLOGI.
Padahal Alkitab menyatakan pada awal kejatuhan manusia dalam dosa, bahwa orang berdosa PASTI MATI ROHANI, KEHILANGAN IMAGODEI, KEHILANGAN KEMULIAAN Allah di dalam diri-di dalam hidup.
Orang yang merasa KAYA ROHANI, justru adalah ORANG MISKIN ROHANI.
Orang yang merasa mampu memberikan respon untuk keselamatan, berarti MENGHINA PEKERJAAN Roh Kudus, sebab menganggap Roh Kudus tidak mampu MENGINSAFKAN dosa, sehingga HARUS MEMBANTU ROH KUDUS dengan cara bisa memberikan respon.
Ajaran seperti ini adalah ajaran yang TIDAK ALKITABIAH, walau tetap baca Alkitab, tetapi menggunakan firman dengan cara memanipulasi firman, menggunakan firman untuk MENONJOLKAN KEMAMPUAN MANUSIA BERDOSA untuk memberi respon dari diri sendiri.
* KONKLUSI
Harus membuang konsep SOTERIOLOGI YANG ANTROPHOSENTRIS dengan cara BERTOBAT dan tunduk pada ajaran Yesus, Sang Kepala Gereja, yang adalah Juruselamat orang berdosa, melalui ANUGERAH SEMATA-MATA, berdasarkan AGAPE, DIVINE OF LOVE.
(By Pdt. Mozes Manuputty)