PS YUDI LAU: JANGAN BERBOHONG DAN BERGOSIP
Ps Yudi Lau
REFLEKSI Terkadang bukan karena kebohongan kita membenci seseorang, tetapi karena sedih menerima kenyataan bahwa ia tak bisa lagi kita percaya.
Supaya bibir kita jangan terpeleset, 5 hal mesti kita perhatikan baik²:
• Kepada siapa kita berbicara?
• Siapa yang kita bicarakan?
• Bagaimana cara kita bicara?
• Kapan kita harus berbicara?
• Di mana kita berbicara?
“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Keluaran 20:16)
Kita tidak boleh berbohong, tetapi ada kalanya kita tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, karena kita tahu itu akan menyakiti seseorang.
Jadi alasan nomor satu berbohong adalah takut menyinggung orang lain, kita enggan mengatakan yang sebenarnya, sehingga kita mengatakan yang lain, tanpa sadar kita sudah mengucapkan kebohongan.
Gosip adalah bentuk lain dari berbohong, tentang menjatuhkan pemerintahan, perceraian seseorang, kegagalan karir seseorang, menjatuhkan reputasi seseorang, itu semua menyebabkan mimpi buruk, memunculkan rasa curiga dan menimbulkan kesedihan, gunjingan dan terdengar seperti suara desis ular, yang menyakiti hati orang lain.
Terapkan prinsip BERPIKIR sebelum menceritakan sesuatu kepada orang lain:
Apakah itu Benar ?
Apakah itu Bermanfaat?
Apakah itu Menginspirasi?
Apakah itu Penting?
Apakah itu Baik?
BERPIKIR sebelum kita BICARA;
Jika berita yang kita dengar tidak menjawab pertanyaan² di atas, maka jangan katakan itu pada orang lain, jangan menyebarkan hal² yang belum jelas kebenarannya, karena akan menimbulkan masalah baru di antara kita, STOP BERGOSIP...
Bertobat dan jangan pernah membicarakan orang lain,
supaya Hidup kita berkenan di hadapan-NYA.
“Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.”
(Amsal 19:9)
Goϑ ϐlešš Yoυ